Istilah
pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertain , istilah tersebut
dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini :
-
Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling
efektif sumber daya keuangan , fisik , bahan baku , dan tenaga kerja
organisasi.
-
Hubungan-hubungan antara fungsi , jabatan , tugas dan para karyawan.
- Cara dalam mana para manager lebih lanjut tugas-tugas yang harus
dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelagasikan wewenang yang
diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Dari tiga hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian merupakan
suatu proses untuk merancang struktur formal , mengelompokkan dan
mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara organisasi
agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.
1. Teori Organisasi Klasik
Teori organisasi klasik disebut juga teori organisasi tradisional, teori
organisasi spesialisasi, atau teori struktural. Ada 10 macam prinsip
organisasi diantaranya :
(1) prinsip penetapan tujuan yang jelas;
(2)
prinsip kesatuan perintah;
(3) prinsip keseimbangan;
(4) prinsip
pendistribusian pekerjaan;
(5) prinsip rentangan pengawasan;
(6) prinsip
pelimpahan wawasan;
(7) prinsip departementasi;
(8) prinsip penetapan
pegawai yang tepat;
(9) prinsip koordinasi
(10) prinsip pemberian
balas jasa yang memuaskan.
2. Teori Birokrasi
Pada dasamya teori organisasi birokrasi menyatakan bahwa untuk mencapai
tujuan, organisasi harus menjalankan strategi sebagai berikut:
-
Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus
-
Prinsip hierarki atau bawahan hanya bertanggung jawab kepada atasannya langsung.
-
Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi
dari pemberhentian sewenang-wenang dan yang demikian disebut prinsip
loyalitas.
-
Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidak
membeda-bedakkan status sosial, tidak pilih kasih. Strategi ini
dinamakan prinsip impersonal
-
Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut
suatu sistem tertentu berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak.
Strategi ini dinamakan prinsip uniformitas
3. Teori Human Relations
Teori ini disebut juga teori hubungan kemanusiaan, teori hubungan antara
manusia, teori hubungan kerja kemanusiaaan atau the human relations
theory. Suatu hubungan dikatakan hubungan kemanusiaan apabila hubungan
tersebut dapat memberikan kesadaran dan pengertian sehingga pihak lain
merasa puas. Pengertian tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu hubungan manusia secara luas dan secara sempit. Dalam arti luas
hubungan kemanusiaan adalah hubungan antara hubungan seseorang dengan
orang lain yang terjadi dalam suatu situasi dan dalam semua bidang
kegiatan atau kehidupan untuk mendapatkan suatu kepuasan hati.
4. Teori Organisasi perilaku
Teori ini disebut merupakan suatu teori yang memandang organisasi dari
segi perilaku anggota organisasi. Teori ini berpendapat bahwa baik atau
tidaknya, berhasil tidaknya organisasi mencapai sasaran yang telah
ditetapkan berasal dari para anggotanya.
5. Teori Organisasi Proses
Suatu teori yang memandang organisasi sebagai proses kerjasama antara
kelompok orang yang tergabung dalam suatu kelompok formal. Teori ini
memandang organisasi dalam arti dinamis, selalu bergerak dan didalamnya
terdapat pembagian tugas dan prinsip-prinsip yang bersifat umum
(Universal).
6. Teori Organisasi Kepemimpinan
Teori ini beranggapan bahwa berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuan
tergantung sampai seberapa jauh seorang pemimpin mampu mempengaruhi
para bawahan sehingga mereka mampu bekerja dengan semangat yang tinggi
dan tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien dan efektif, adapun
sedikitnya kajian atas teori organisasi yang berhubungan dengan masalah
kepemimpinan dapat dibedakan atas:
a. Teori Otokratis
b. Teori Demokrasi
c. Teori kebebasan (Teory laissez fairre)
d. Teori Patnernalisme
e. Teori Personal atau pribadi.
f. Teori Non-Personal
7. Teori Organisasi Fungsi
Fungsi adalah sekelompok tugas atau kegiatan yang harus dijalankan oleh
seseorang yang mempunyai kedudukan sebagai pemimpin atau manager guna
mencapai tujuan organisasi. Sekelompok kegiatan yang menjadi fungsi
seorang pemimpin atau manager terdiri dari kegiatan menyusun perencanaan
(Planning), pengorganisasian (Organizing), pemberian motifasi atau
bimbingan (Motivating), pengawasan (Controlling), dan pengambilan
keputusan (Decision making).
8. Teori Pengambilan Keputusan
Teori ini berlandaskan pada adanya berbagai keputusan yang dibuat oleh
para pejabat disetiap tingkatan, baik keputusan di tingkat puncak yang
memuat ketentuan pokok atau kebijaksanaan umum, keputusan di tingkat
menengah yang memuat program-progam untuk melaksanakan keputusan
adminitratif, maupun keputusan di tingkat bawah.
9. Teori Kontingensi (Teori Kepentingan)
Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwa pengelolaan organisasi dapat
berjalan dengan baik dan lancar apabila pemimpin organisasi mampu
memperhatikan dan memecahkan situasi tertentu yang sedang dihadapi dan
setiap situasi harus dianalisis sendiri.
Struktur organisasi
Menurut pola hubungan kerja, lalu lintas wewenang dan tanggung jawab, maka bentuk organisasi dapat dibedakan sebagai berikut:
Bentuk ini
merupakan nbentuk organisasi paling tua dan paling sederhana. Bentuk
organisasi diciptakan oleh Henry Fayol. Biasa juga disebut dengan
organisasi militer dimana cirinya adalah struktur organisasi ini relatif
kecil, jumlah karyawan yang relatif sedikit, saling kenal, dan
spesialisai kerja yang belum begitu rumit dan tinggi.
Kebaikannya;
- Kesatuan komado terjamin baik karena pimpinan berada pada satu tangan.
- Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang yang diajak berkonsultasi masih sedikit.
- Rasa solidaritas dianatara karyawan umumnya tinggi karena saling mengenal.
Keburukannya;
- Seluruh organisasi tergantung pada satu pimpinan (satu orang)
dimana bila pimpinan tersebut berhalangan maka organisasi tersebut akan
mandek atau hancur.
- Ada kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
- Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
- Bentuk Organisasi Fungsional
Bentuk ini merupakan bentuk dimana sebagian atau
segelintir pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas karena setiap
pimpinan berwenang memberikan komando pada bawahannya. Bentuk ini
dikembangkan oleh FW Taylor.
Kebaikannya;
- Pembidangan tugas-tugas jelas.
- Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal mungkin.
- Digunakannya tenga-tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan fungsinya.
Keburukannya;
- Karena adanya spesialisasi kerja maka akan sulit untuk mengadakan tour of duty.
- Karyawan lebih mementingkan bidangnya sehingga sukar untuk melaksanakan koordinasi.
- Bentuk Organisasi Garis dan Staff
Bentuk ini umumnya dianut oleh organisasi besar, daerah
kerja yang luas, mempunyai bidang tugas yang beraneka dan rumit serta
jumlah karyawan yang banyak. Bentuk ini diciptakan oleh Harrington
Emerson.
Kebaikannya;
- Dapat digunakan pada setiap organisasi yang besar, apapun tujuannya, luas organisasinya,dan kompleksitas susunan organisasinya.
- Pengambilan keputusan lebih mudah karena adanya dukungan dari staf ahli.
- Perwujudan “the right man in the right place”lebih mudah terlaksana.
Keburukannya;
- Sesama karyawan dapat terjadi tidak saling mengenal, solidaritas sulit terbangun
- Karena susunan organisasinya yang koompleksitas, maka kesulitannya adalah dalam bidang koordinasi antar divisi atau departemen.
- Bentuk Organisasi Fungsional dan Staff
Bentuk ini merupakan kombinasi dari bentuk organisasi fungsional
dan bentuk organisasi garis dan staff. Adapun kebaikan dan keburukan
dari bentuk organisasi ini adalah juga merupakan kombinasi dari bentuk
diatas.
A. Pengertian Departementasi
Departementasi adalah aktivitas untuk menyusun satuan satuan organisasi
yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu.
Efesiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan
yang bermacam-macam dalam organisasi. Proses penentuan cara bagaimana
kegiatan dikelompokkan disebutkan departementasi
B. Pembagian Departementasi
Macam bentuk departementasi yaitu:
1. Departementasi Fungsional
Departemen Fungsional adalah pengelompokan fungsi yang sama atau
kegiatan yang sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan
bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departementasi.
Individu dikelompokkan berdasarkan ketrampilan, pengetahuan, dan
tindakan yang dilakukan. Misalnya organisasi hanya terbagi dalam bagian
administrasi, dan bagian operasi.
Pembentukan satuan satuan organisasi yang masing masing diserahi
mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya
atau pelaksanaan pekerjaan pekerjaan yang berkaitan
2. Departementasi Devisional
Departementasi berdasarkan divisi melihat produk, layanan, dan klien
sebagai faktor dasar pengelompokan. Pola ini digunakan untuk memudahkan
usaha antisipasi ancaman atau oportuniti dari luar organisasi. Misalnya
pada organisasi otomotif, organisasi terbagi atas divisi otomotif,
divisi internasional, divisi keuangan.
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan
proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan
produknya sendiri. Struktur organisasinya terdiri dari:
a. Struktur organisasi atas dasar produk
Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang
berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemrosesan dan metode
pemasaran sangat berbeda.
b. Struktur organisasi atas dasar wilayah
Pengelompokan kegiatan atas dasar tempat dimana operasi berlokasi atau
menjalankan usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan
baku, tenaga kerja, pemasaran, transportasi dan lain sebagainya.
c. Struktur organisasi atas dasar langganan
Pengelompokan kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk, terutama dalam kegiatan pengelompokan penjualan, pelayanan.
d. Struktur organisasi atas dasar proses
Pengelompokan kegiatan atas dasar proses yang sering dijumpai dalam
departemen produksi. Kegiatan-kegiatan ini dapat dikelompokan menjadi
departemen pemboran, penggilingan, penggergajian, perakitan dan
penyelesaian terakhir. Ini digunakan atas dasar pertimbangan ekonomis.
e. Struktur organisasi atas dasar alphanumerical
Dapat digunakan pada pelayanan telepon, misalnya nomor 000000500000
ditempatkan dalam satu departemen dan lainnya di tempatkan di departemen
yang lain juga
3. Organisasi Proyek dan Matriks
Merupakan bentuk departementasi campuran (hybrid design). Ini dilakukan
dengan mengkombinasikan kebaikan – kebaikan dari system fungsional dan
divisional dengan menghindarkan segala kelemahannya. Misalnya,
organisasi selain dibagi menurut divisi, juga ditetapkan suatu
organisasi baru semacam proyek akan ditugasi khusus dengan orang-orang
yang berasal dari sejumlah divisi.
Struktur Organisasi Proyek
Menyangkut pembentukan tim – tim, spesialis untuk mencapai tujuan
khusus. Di sini manajer proyek mempunyai wewenang lini memimpin para
anggota tim selama jangka waktu proyek , jika telah selesai maka tim
dibubarkan dan masing – masing anggota kembali ke departemennya masing –
masing. Kalau ada proyek baru maka mereka ditarik kembali.
Struktur Organisasi Matriks
Pada prinsipnya sama dengan sistem proyek, tapi disini para karyawan
mempunyai dua atasan, yang tentunya berada di dua wewenang. Rantai
perintah pertama yaitu fungsional, yang wewenangnya mengalir secara
vertical. Kedua yaitu rantai perintah lateral atau horisontal,
wewenangnya melintasi departemen yang dilaksanakan oleh manajer proyek,
sehingga menyerupai matrik dalam lalu lintas aliran wewenang
C. Kebaikan dan Kelemahan
1. Departementasi Fungsional
Kebaikan :
1. Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama.
2. Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi.
3. Memusatkan keahlian organisasi.
4. Memungkinkan pengawasan manajemen puncak
5. Tugasnya jelas
6. Pengetahuan yang dibutuhkan tidak banyak
7. Hanya membutuhkan manajer saja yang harus berwawasan luas
8. Mudah dijelaskan pada anggota bila ada persoalan
Kelemahan :
1. Menciptakan konflik antar fungsi.
2. Adanya kemacetan pelaksanaan tugas.
3. Umpan balik yang lambat.
4. Memusatkan pada kepentingan tugasnya.
5. Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif
6. Kejenuhan akibat monotonnya aktivitas
7. Komunikasi antar area tidak lancar terutama bila ada problem
8. Individu dalam bekerja hanya memperhatikan struktur hierarki
2. Departementasi Devisional
Kebaikan :
1. Semua kegiatan, ketrampilan, keahlian untuk memproduksi dan
memasarkan dikelompokan menjadi satu dibawah seorang kepala.
2. Semua kegiatan mudah untuk dikoordinasidan prestasi kerja terpelihara.
3. Kualitas dan kecepatan membuat keputusan meningkat.
4. Menempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan
lingkungan divisi yang khas
5. Merumuskan tanggung – jawab dengan jelas dan perhatian
dipusatkan pertanggungjawaban atas prestasi kerja.
6. Membebaskan para kepala eksekutif dalam pembuatan keputusan strategi lebih luas.
7. Cocok untuk lingkungan yang cepat berubah.
8. Mempertahankan spesialisasi fungsional dalam setiap divisi.
Kelemahan :
1. Berkembangnya persaingan disfungsional potensial atas sumber daya
perusahaan dan konflik antara tugas dan prioritas.
2. Seberapa besar delegasi wewenang diberikan.
3. Masalah kebijaksanaan dalam alokasi sumber daya dan distribusi
biaya overhead perusahaan.
4. Menimbulkan konsistensi kebijaksanaan antar divisi.
5. Masalah duplikasi sumber daya dan perlatan yang tidak perlu
6. Masing-masing divisi bisa menghadapi problem yang sama sehingga
terjadi pengulangan dalam pengatasannya
7. Target divisi bisa mengalahkan target organisasi
8. Konflik antar divisi bisa terjadi, bila terjadi problem organisasi, maka
membutuhkan orang yang sangat ahli dan menguasai banyak hal
3. Organisasi Proyek dan Matriks
Kebaikan :
1. Memaksimumkan efisiensi penggunaan manajer fungsional.
2. Mengembangkan ketrampilan dan kreatifitas karyawan serta fleksibilitas
kepada organisasi.
3. Melibatkan motivasi dan menantang karyawan serta memperluas
pandangan manajemen terhadap masalah strategi perusahaan yang akhirnya
membebaskan manajemen puncak untuk perencanaan.
4. Menstimulasi kerja sama antar disiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan
dan orientasi proyek.
5. Mampu mengombinasi kelebihan pola fungsional dan divisional
6. Menekankan pada teknik dan pasar
7. Memerlukan sejumlah manager yang mampu menangani personil bidang teknik
dan pemasaran
Kelemahan :
1. Adanya pertanggungjawaban ganda dan kebijaksanaan yang kontradiktif
2. Memerlukan koordinasi vertikal dan horisontal.
3. Memerlukan lebih banyak ketrampilan antar pribadi.
4. Menimbulkan resiko timbulnya perasaan anarki.
5. Sangat mahal untuk di implementasikan.
6. Mendorong pertentangan kekuasaan dan lebih mengarah perdebatan daripada kegiatan.
7. Sangat mahal
8. Kesatuan komando bisa hilang karena individu memiliki lebih dari satu supervisor
Organisasi proyek dan matrik Koordinasi
Kebutuhan akankoordinasi
Untuk
melihat kemampuan seorang manajer sebagai pemimpin ( atasan )dalam
melakukan koordinasi dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahanyang ada
dalam tanggung jawabnya, yang dikenal sebagai rentang
manajemen.Koodinasi dibutuhkan sekali oleh para karyawannya,sebab tanpa
koordinasi setiapkaryawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus
diikuti, sehingga akanmerugikan organisasi itu sendiri.
Dengan
koordinasi diharapkan keharmonisan atau keserasian seluruhkegiatan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sehingga tiap departemen
atauperusahaan atau bagian menjadi seimbang dan selaras. Koordinasi
merupakan usahauntuk menciptakan keadaan yang berupa tiga S,yaitu
serasi,selaras dan seimbang.Kebutuhan koordinasi tergantung pada sifat
dan kebutuhan komunikasi dalampelaksanaan tugas dan derajat
ketergantungan dari tiap satuan pelaksanaan.
Prinsip
rentang manajemen berkaitan erat dengan jumlah bawahan yangdapat
dikendalikan secara efektif oleh manajer atau atasan. Antara
rentangmanajemen dan koordinasi saling berhubungan erat. Ada anggapan
bahwa semakinbesar jumlah rentangan semakin sulit untuk
mengkoordinasikan kegiatan bawahansecara efektif.
Terdapat
3 (tiga) macam saling ketergantungan di antarasatuan-satuan organisasi
seperti diungkapkan oleh James D. Thompson (Handoko,2003:196), yaitu:
1. Saling ketergantungan yangmenyatu (pooled interdependence)
Bilasatuan-satuan
organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain
dalammelaksanakan kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan
kerja setiapsatuan yang memuaskan untuk suatu hasil akhir.
2. Saling ketergantungan yangberurutan (sequential interdependece)
Dimana suatu satuan organisasi harus melakukan pekerjaannya terlebih dulu sebelumsatuan yang lain dapat bekerja.
3. Saling ketergantungan timbalbalik (reciprocal interdependence)
Masalah-masalah Penca-paian Koordinasi yang efektif
Empat tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja di antara bermacam-macam
individu dan departemen-departemen dalam organisasi menurut Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch adalah:
- Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu.
Para anggota dari departemen yang berbeda mengembangkan
pandangan-pandangan mereka sendiri tentang bagaimana cara mencapai
kepentingan organisasi yang baik.
- Perbedaan dalam oriantasi waktu
Manajer akan lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus
dipecahkan segera atau dalam periode waktu pendek. Bagian penelitian dan
pengembangan lebih terlibat dengan masalah-masalah jangka panjang.
- Perbedaan dalam orientasi antar pribadi.
Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan
yang cepat agar prosesnya lancar, sedang bagian penelitian dan
pengembangan mungkin dapat lebih santai dan setiap orang dapat
mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain.
- Perbedaan dalam formalitas struktur.
Setiap tipe satuan dalam organisasi mungkin mempunyai metoda-metoda
dan standar-standar yang berbeda untuk mengevaluasi program terhadap
tujuan dan untuk balas jasa bagi karyawan
Pendekatan – pendekatan untuk mencapai koordinasi yang efektif
Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara
langsung tergantung pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi.
Semakin besar ketidakpastian tugas yang dikoordinasi, semakin
membutuhkan informasi. Pada dasarnya koordinasi merupakan pemrosesan
informasi. Terdapat tiga pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang
efektif, yaitu:
- Teknik-Teknik Manajemen Dasar
Untuk
mencapai koordinasi yang efektif kita dapat menggunakan mekanisme
teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana dan tujuan
sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan
prosedur-prosedur. Organisasi relatif tidak memerlukan peralatan
koordinasi lebih dari teknik-teknik tersebut.
Mekanisme teknik manajemen dasar
Hirarki manajerial.
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan
tanggung jawab dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi
bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang
tepat.
Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani
kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang
efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
- Rencana dan penetapan tujuan.
Pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah
seluruh satuan orgaisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini
diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu lagi memproses seluruh
informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan
satuan-satuan oraganisasi.
- Meningakatkan koordinasi potensial
Meningkatkan
koordinasi potensial menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan
organisasi menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan
fungsi. Koordinasi ini dapat di tingkatkan melalui dua cara, yaitu :
- Sistem informasi vertikal.
Adalah
peralatan melalui mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan
organisasi. Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar rantai
perintah. Sistem informasi manajemen telah dikembangkan dalam
kegiatan-kegiatan seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan
operasi-operasi internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia
bagi perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
- Hubungan-hubungan lateral (harizontal).
Melalui
pemotongan rantai perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan
informasi dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana
informasi yang dibutuhkan ada.
Beberapa hubungan lateral, yaitu:
- Kontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatakan efektivitas dan efisiensi kerja.
- Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antar departemen sahingga mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
- Panitia dan satuan tugas. Panitnya biasanya diorganisasi secara
formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk
bila dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.
Pengintegrasian
peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal manajer produk atau proyek,
perlu diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan
tingkat koordinasi yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari
seseorang. Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaan menyetujui
perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan
implementasinya. Ini diperlukan bila posisi pengintegrasian yang
dijelaskan pada d di atas tidak secara efektif mengoordinasikan tugas tertentu. Organisasi matriks, suatu mekanisme yang sangat baik bagi penanganan dan penyelesaian proyek-proyek yang kompleks.
Metoda Pengurangan Kebutuhan akan Koordinasi
Dalam
beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara
pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan
tambahan smber daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau
penglompokan kembali satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat
berdiri sendiri.
- Penciptaan sumber daya-sumber daya tambahan.
Sumber
daya-sumber daya tambahan memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan
kerja. Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan
dan masalah-masalah yang timbul berkurang.
- Penciptaan tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri.
Teknik
ini mengurangi kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter
satuan-satuan organisasi. Kelompok tugas yang dapat berdiri sendiri
diserahi suatu tanggung jawab penuh salah satu organisasi operasi
(perusahaan).
Kesimpulan
Koordinasi sangatlah dibutuhkan dalam
setiap organisasai ataupun kelompok apapun, demi tercapainya segala
tujuan yang hendak dicapai. Komunikasi merupakan suatu kunci utama dalam tercapainya suatu koordinasi yang efektif. Pada dasarnya koordinasi merupakan suatu pemrosesan informasi.
Di sini peranan menejer sangat dibutuhkan dalam melaksanakan tugasnya
dalam bidang pengontrolan, pengawasan dan evaluasi. Kedekatan hubungan
dan kelancaran informasi antara menejer dengan bawahan pun juga sangat
perlu diperhatikan agar dalam pelakasanaan tugas tidak terdapat
kesalahan informasi (miss comunications) ataupun tekanan dalam bekerja.
Sehingga dengan koordinasi yang baik
dapat mempermudah suatu organisasi menjadi lebih maju karena
tercapainya tujuan dari organisasi tersebut.
http://nti0402.wordpress.com/2010/01/01/koordinasi-yang-efektif-dalam-organisasi/
http://byouww.blogspot.com/2011/12/tugas-softskill-2.html#!/2011/12/tugas-softskill-3.html
http://ppy-gummers.blogspot.com/2010/02/pengorganisasian-manajemen-umum.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan anda. Berikan komentar pada artikel yang anda baca, karena komentar anda sangat bermakna buat Yusrizal's Blog.